BERITA UTAMA
DAERAH
KARAWANG
0
DLHK Karawang Dorong Program RDF, Targetkan Tak Ada Lagi Sampah ke TPAS Jalupang
KARAWANG | Suarana.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang, Asep Suryana, menegaskan rencana besar pengelolaan sampah dengan menghentikan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Jalupang. Ke depan, sampah akan dikelola melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) dengan program Refuse Derived Fuel (RDF).
“Berhenti membuang sampah ke TPAS Jalupang. Tapi ke depan, sampah yang ada di TPAS Jalupang akan diambil dan dikelola di TPS3R melalui program RDF,” ujar Asep saat pertemuan bersama pengelola TPS3R se-Karawang, Jumat (12/12/2025).
Pernyataan Kepala DLHK yang baru menjabat beberapa pekan tersebut sempat menimbulkan keheranan peserta rapat. Pasalnya, produksi sampah di Kabupaten Karawang terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan kawasan industri. Setiap hari, volume sampah diperkirakan mencapai 400 hingga 500 ton, sementara kapasitas TPAS Jalupang kini mendekati kondisi overload.
Asep menjelaskan, pihaknya sengaja mengundang seluruh pengelola TPS3R di Karawang untuk menyampaikan arah kebijakan baru pengelolaan sampah berbasis RDF. Menurutnya, DLHK telah menjajaki kerja sama dengan sejumlah pihak industri yang siap menampung dan membeli RDF hasil olahan TPS3R.
RDF sendiri merupakan bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari sampah perkotaan, terutama sampah non-organik seperti plastik, kertas, dan kain yang mudah terbakar. Sampah tersebut dipilah, dicacah menjadi ukuran 2 hingga 10 sentimeter, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan kadar air sebelum dicetak menjadi bahan bakar terbarukan yang dapat menggantikan batu bara di sektor industri.
“Alurnya dimulai dari pemilahan sampah organik dan non-organik. Sampah non-organik dicacah ukuran 2 sampai 10 sentimeter, dikeringkan hingga kadar airnya hilang, lalu dicetak. Nilai pasarnya cukup menjanjikan. Selain mengatasi persoalan sampah, program ini juga diharapkan membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas pria yang akrab disapa Asur tersebut.
Lebih lanjut, Asur mengungkapkan bahwa saat ini terdapat tiga perusahaan yang siap menampung RDF dari Karawang. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada komitmen seluruh pengurus TPS3R untuk memproduksi RDF dalam jumlah besar dan berkelanjutan.
“Kebutuhan industri terhadap RDF cukup tinggi. Karena itu, 32 kelompok TPS3R yang ada di Karawang harus bahu-membahu memproduksi RDF sebanyak mungkin. Tujuannya bukan hanya mengatasi persoalan sampah, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan para pengurus TPS3R,” katanya.
DLHK Karawang menargetkan, apabila program RDF berjalan optimal, tidak akan ada lagi sampah yang dibuang ke TPAS Jalupang. Bahkan, sampah lama yang telah menumpuk di TPAS Jalupang direncanakan akan diangkut kembali ke TPS3R untuk memenuhi target produksi RDF.
“Selain RDF, nilai tambah lainnya adalah produksi pupuk kompos, budidaya maggot, hingga pembuatan bahan bakar dari air lindi. Pemerintah daerah akan berupaya melengkapi infrastruktur pendukung, mulai dari mesin pemilah, pencacah, pengering, pencetak, hingga gudang RDF yang menampung produksi dari seluruh TPS3R di Karawang,” pungkas Asep.(red)
Via
BERITA UTAMA

Lintas Indonesia
Taktis.web.id
Zonix.web.id
Pojok Media
Politikanews
Gepani.web.id
Borneonews.web.id
Kalbarsatu.web.id
Karawang Bergerak
Bukafakta.web.id
Radarkita.web.id
Inspirasi.web.id
Indeka.web.id
Kampara.web.id
Linkbisnis.co.id
Expose.web.id
Suarakotasiber
RIzki Suarana