Serba-Serbi Pilkada Karawang: Pemenang, Gugatan, dan Harapan Baru

Poto Ilustrasi Pesta Demokrasi Pemilu kada.

KARAWANG | Suarana.com – Rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Karawang telah rampung dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Karawang pada Rabu (4/12/2024) di Hotel Akhsaya. Pasangan calon (Paslon) nomor urut 02, Aep Syaepuloh dan Maslani, dinyatakan unggul dengan perolehan 669.674 suara, mengalahkan Paslon nomor urut 01, Acep Jamhuri dan Gina Fadlia Swara, yang memperoleh 541.318 suara.

Ketua KPU Karawang, Mari Fitriana, menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang telah berpartisipasi dalam Pilkada 2024.

"Kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung proses demokrasi ini sehingga berjalan lancar," ujarnya Rabu (04/12/2024).

Namun, dinamika politik Karawang tidak berhenti pada hasil rekapitulasi. Sejumlah masyarakat pendukung Paslon 01 menggelar aksi protes di lokasi rekapitulasi, menuntut keadilan atas dugaan kecurangan yang disebut terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).

Aksi Protes di Tengah Rekapitulasi
Para pendukung Paslon 01 menuding adanya pelanggaran kode etik oleh Ketua KPU Karawang, Mari Fitriana, yang dilaporkan bertemu dengan salah satu calon bupati sebelum pemungutan suara.

“Ini adalah bentuk ketidakadilan. Dugaan kecurangan dilakukan secara TSM dengan melibatkan sejumlah ASN, kepala desa, dan kepala dusun yang terang-terangan mendukung salah satu Paslon,” ujar salah satu orator aksi 4/12.

Mereka juga mempertanyakan hasil pleno yang dianggap belum memenuhi standar transparansi dan akurasi.

“Kami mendesak pemerintah pusat dan DKPP untuk turun tangan menyelidiki dugaan pelanggaran ini. Jangan sampai Pilkada ini meninggalkan luka dalam bagi demokrasi,” tegasnya.

Pandangan Masyarakat terhadap Demokrasi Pilkada

Aksi protes ini mencerminkan adanya polarisasi di tengah masyarakat Karawang. Sebagian pihak mengapresiasi proses Pilkada yang berjalan lancar, sementara yang lain menilai demokrasi di daerah ini masih membutuhkan perbaikan, terutama dalam penegakan netralitas penyelenggara pemilu dan penanganan dugaan pelanggaran.

Salah satu konten kreator, Puga Uga, melalui video di media sosial, juga mengkritik pelaksanaan Pilkada di Karawang. Ia menuding ada campur tangan pihak tertentu untuk memenangkan salah satu Paslon.

“Demokrasi di Karawang telah dikhianati. Dugaan pelanggaran seperti ini harus segera ditindak agar kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilu tidak hancur,” ujar Puga dalam Minggu lalu.

Dengan situasi yang dinamis ini, peta demokrasi di Karawang terus menjadi sorotan, mencerminkan tantangan sekaligus peluang untuk memperbaiki kualitas demokrasi lokal di masa depan.