BERITA UTAMA
PENDIDIKAN
0
Rumah Pendidikan Kemendikdasmen Jangkau 3,5 Juta Pengguna, Perkuat Transformasi Pembelajaran Digital
JAKARTA | Suarana.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) terus mendorong pemanfaatan Rumah Pendidikan sebagai ruang pembelajaran digital terintegrasi yang menyatukan berbagai layanan pendidikan dalam satu pintu.
Hingga saat ini, platform Rumah Pendidikan telah dimanfaatkan oleh sekitar 3,5 juta pengguna sebagai solusi pembelajaran yang lebih interaktif, adaptif, dan mudah diakses, khususnya untuk menjangkau peserta didik di wilayah luar perkotaan.
Dalam rangka penguatan pemanfaatan platform tersebut, Pusdatin Kemendikdasmen juga menghadirkan pameran permainan digital interaktif yang menampilkan karya-karya terpilih hasil Hackathon Rumah Pendidikan. Pameran ini menampilkan berbagai permainan pembelajaran digital dari berbagai jenjang pendidikan.
Program Hackathon Rumah Pendidikan melibatkan ribuan guru dari seluruh Indonesia dalam mengembangkan permainan pembelajaran digital, dengan kolaborasi bersama Google dan Canva.
Head of Tribe Platform Rumah Pendidikan, Dendy Muharsyah Emiral, menjelaskan bahwa Rumah Pendidikan dikembangkan untuk mengintegrasikan layanan digital pendidikan yang sebelumnya tersebar di berbagai aplikasi.
“Rumah Pendidikan dikembangkan sebagai satu pintu yang menyatukan seluruh layanan digital pendidikan agar lebih mudah diakses oleh guru, peserta didik, dan masyarakat,” ujar Dendy.
Ia menambahkan, pemanfaatan Rumah Pendidikan diarahkan untuk memperluas akses terhadap materi pendidikan berkualitas secara gratis, terutama bagi masyarakat di luar wilayah perkotaan.
“Melalui Rumah Pendidikan, materi pembelajaran berkualitas dapat diakses secara gratis sehingga mendukung pemerataan kesempatan belajar,” katanya.
Dendy juga membagikan kisah pemanfaatan Rumah Pendidikan oleh seorang siswa sekolah dasar di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Siswa tersebut secara mandiri memanfaatkan fitur latihan soal dan materi pembelajaran, yang berdampak positif terhadap peningkatan capaian belajarnya di sekolah.
Menurut Dendy, Rumah Pendidikan merupakan alat pendukung dalam transformasi pembelajaran. Namun, keberhasilan transformasi pendidikan tetap ditentukan oleh peran guru dan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi.
“Transformasi pendidikan tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga oleh peran guru dan peserta didik dalam menggunakannya,” tegasnya.
Inovasi Gim Edukatif Karya Guru Daerah
Salah satu karya unggulan hasil Hackathon adalah Permainan Papan Interaktif Digital (s.id/edupid) yang berisi kumpulan gim edukatif seperti Puzzle, Doodle AI, Mesin Koleksi, Permainan Tradisional, hingga Perang Antariksa. Media pembelajaran ini dikembangkan oleh guru sekolah dasar asal Kalimantan Selatan sebagai praktik baik pemanfaatan permainan digital dalam pembelajaran.
Poster lainnya menampilkan berbagai inovasi layanan dan penguatan numerasi berbasis teknologi digital, di antaranya Chatbot PAI berbasis WhatsApp untuk layanan informasi cepat bagi guru Pendidikan Agama Islam, serta permainan edukasi hasil Hackathon Rumah Pendidikan 2025 dari Tim TILUWIRA.
Selain itu, turut ditampilkan pengembangan permainan edukasi berbasis Interactive Flat Panel (IFP) yang mendorong pembelajaran kolaboratif dan penguatan berpikir kritis siswa. Seluruh karya dilengkapi dengan QR Code agar pengunjung dapat mencoba langsung gim dan layanan digital yang dipamerkan.
Dampak Langsung di Satuan Pendidikan
Pemanfaatan Rumah Pendidikan juga dirasakan langsung di satuan pendidikan. Elok Firdaus, guru TK Surya Buana, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa penggunaan Rumah Pendidikan membuat pembelajaran lebih menarik bagi peserta didik.
“Setelah menggunakan Rumah Pendidikan, pembelajaran terasa lebih seru karena banyak media interaktifnya,” ujarnya.
Menurut Elok, platform tersebut juga memudahkan guru dalam menyiapkan bahan ajar karena telah tersedia video pembelajaran dan permainan edukatif.
Sementara itu, Dian, guru SMP Negeri 4 Satu Atap Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, memanfaatkan Ruang GTK di Rumah Pendidikan untuk pengelolaan kinerja guru, pelatihan mandiri, serta referensi perangkat ajar.
“Ruang GTK kami gunakan untuk kinerja guru. Modul ajar dan buku teks digital juga sangat membantu sebagai referensi mengajar,” tuturnya.
Hal serupa disampaikan Dena Arif, guru SMK IT As-Syifa Boarding School, yang menyoroti pemanfaatan Rumah Pendidikan untuk pengembangan profesional guru sejak diterapkannya Kurikulum Merdeka.
“Pelatihan mandiri menjadi fitur yang paling sering saya gunakan untuk pengembangan diri sebagai guru,” katanya.
Sekolah Kita Perkuat Integrasi Data Pendidikan
Sebagai bagian dari ekosistem Rumah Pendidikan, Pusdatin Kemendikdasmen juga menghadirkan layanan Sekolah Kita, yang menyajikan data satuan pendidikan secara terintegrasi dan terbuka untuk publik.
Tim Manajemen Data Sekolah Kita, Syahrur Riza, menjelaskan bahwa layanan ini menyediakan informasi rinci mengenai profil sekolah, data peserta didik, sarana dan prasarana, hingga peta sebaran sekolah.
“Data ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan di bidang pendidikan,” jelasnya.
Melalui pengembangan Rumah Pendidikan beserta layanan pendukung seperti Sekolah Kita, Kemendikdasmen menegaskan komitmennya dalam memperkuat transformasi pendidikan digital yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memperluas pemerataan akses pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Editor : Rizki Ramdani
Via
BERITA UTAMA

Lintas Indonesia
Taktis.web.id
Zonix.web.id
Pojok Media
Politikanews
Gepani.web.id
Borneonews.web.id
Kalbarsatu.web.id
Karawang Bergerak
Bukafakta.web.id
Radarkita.web.id
Inspirasi.web.id
Indeka.web.id
Kampara.web.id
Linkbisnis.co.id
Expose.web.id
Suarakotasiber
RIzki Suarana