BNPB Percepat Penanganan Banjir dan Longsor Sumatera Utara, Korban Meninggal Capai 364 Jiwa

SIBOLGA | Suarana.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara terus mengintensifkan penanganan darurat bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah Sumatera Utara. Hingga Rabu (17/12), pukul 15.00 WIB, BNPB berperan aktif dalam penguatan komando penanganan, percepatan pemulihan akses, dukungan logistik, serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak, melalui sinergi lintas kementerian/lembaga, TNI, Polri, dan relawan.

Salah satu fokus utama saat ini adalah pembukaan dan pembersihan akses transportasi. BNPB bersama Pemerintah Daerah, Kementerian PUPR, serta unsur TNI–Polri mendukung pengerahan alat berat untuk membuka ruas jalan yang tertutup longsor, termasuk jalur perbatasan Tapanuli Utara–Tapanuli Tengah. Progres pembukaan jalan alternatif telah mencapai 80 persen, ditargetkan selesai dalam tiga hari ke depan, sementara pengerjaan jalan utama terus berlanjut. Untuk wilayah yang belum terjangkau kendaraan darat, BNPB melakukan dropping logistik melalui helikopter.

Dalam mendukung komunikasi dan koordinasi lapangan, BNPB menyalurkan bantuan sarana komunikasi satelit Starlink. Dari enam unit yang dikirim, lima telah beroperasi di wilayah terdampak untuk mengatasi blank spot, sementara satu unit digunakan untuk survei dan pemetaan lapangan. Upaya ini mempercepat pelaporan kondisi, distribusi bantuan, serta koordinasi antarinstansi di lokasi terdampak.

BNPB bersama BPBD dan pemerintah daerah juga terus memperkuat layanan pengungsian dan logistik. Semua titik pengungsian telah dilengkapi dapur umum, fasilitas MCK, serta distribusi bantuan yang dikoordinasikan melalui Posko Komando di bawah pimpinan Bupati Tapanuli Utara sebagai Komandan Posko. Bantuan logistik dari Posko Logistik Bandara Silangit telah diterima dan didistribusikan secara bertahap sesuai kebutuhan lapangan.

Selain penanganan darurat, BNPB mendampingi pemerintah daerah menyiapkan langkah transisi menuju pemulihan. Peninjauan lokasi Hunian Sementara (Huntara) di Desa Sibalanga telah dilakukan untuk memastikan progres pembangunan contoh huntara, sekaligus pendampingan awal perencanaan Hunian Tetap (Huntap). Koordinasi lintas sektor terus diperkuat guna mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.

BNPB mencatat hingga Rabu (17/12), total korban meninggal dunia mencapai 364 jiwa, dengan tambahan empat korban jiwa di Kabupaten Tapanuli Tengah. Sebanyak 75 orang masih hilang dan 20.982 warga bertahan di pengungsian. Fokus utama petugas saat ini adalah melanjutkan operasi SAR di empat sektor krusial, meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga.

Pemulihan infrastruktur terus digenjot dengan pengerahan 144 unit alat berat untuk membuka akses jalan dan memperbaiki jembatan yang putus. Satgas TNI dari Yonzipur tengah memacu pengerjaan jembatan bailey dan compact di titik vital, termasuk Jembatan Desa Garoga di Tapanuli Selatan dan Jembatan Desa Simpang Gudang di Langkat, dengan progres saat ini mencapai 60 persen.

Meski distribusi logistik via udara terkendala cuaca buruk, pemerintah telah menyalurkan 10.946 ton bantuan melalui jalur darat menggunakan armada truk ke posko-posko pengungsian di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, hingga Serdang Bedagai.

Sebagai langkah jangka menengah, pembangunan Hunian Sementara (Huntara) telah direalisasikan di beberapa kabupaten terdampak. Di Tapanuli Utara, 102 unit Huntara mulai dibangun sejak Sabtu (13/12), sementara di Tapanuli Selatan, pemerintah daerah menyiapkan lahan relokasi hasil kesepakatan dengan PTPN IV untuk membangun 488 unit hunian bagi warga terdampak.

BNPB juga mengoperasikan pesawat modifikasi cuaca (OMC) untuk menekan intensitas hujan di wilayah Sumatera Utara, guna menjaga kelancaran proses evakuasi dan perbaikan infrastruktur di lapangan.

Editor : Rizki Ramdani

Sumber : BNPB