BERITA UTAMA
EKONOMI
Keuangan
0
RDG Bank Indonesia: BI-Rate Tetap 4,75%, Fokus Stabilitas Rupiah dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2026
JAKARTA | Suarana.com – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 16–17 Desember 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 4,75%, suku bunga Deposit Facility 3,75%, dan Lending Facility 5,50%. Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian global sekaligus memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter dan makroprudensial.
Gubernur BI menekankan, penurunan BI-Rate lebih lanjut tetap dipertimbangkan seiring prakiraan inflasi 2026 yang terkendali di target 2,5±1%, serta perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Pelonggaran kebijakan makroprudensial diperkuat untuk mempercepat penurunan suku bunga kredit, khususnya bagi sektor riil prioritas pemerintah. Selain itu, kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif melalui perluasan pembayaran digital, penguatan struktur industri, dan peningkatan daya tahan infrastruktur.
Langkah Strategis BI
Stabilisasi Rupiah: Intervensi di pasar NDF off-shore, DNDF domestik, pasar spot, serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Operasi Moneter Pro-Market: Mengelola struktur suku bunga instrumen moneter, optimalkan penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan pembelian SBN terukur.
Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM): Diperkuat untuk mendorong penurunan suku bunga perbankan, dengan insentif lending channel hingga 4,5% dari DPK dan interest rate channel hingga 1,0%. Total insentif KLM hingga 16 Desember 2025 mencapai Rp388,1 triliun.
Transmisi Kebijakan Moneter: Penurunan BI-Rate tahun ini sebesar 125 bps mendorong suku bunga deposito 1 bulan turun menjadi 4,14% dan suku bunga kredit perbankan 8,96%.
Sistem Pembayaran dan Digitalisasi: Perluasan QRIS, BI-FAST, dan BI-RTGS untuk mendukung transaksi retail dan besar; volume transaksi pembayaran digital November 2025 tumbuh 41,12% yoy.
Kondisi Ekonomi Global dan Domestik
Global: Pertumbuhan ekonomi dunia 2025 diperkirakan 3,2%, melemah menjadi 3,0% pada 2026 karena ketidakpastian global, termasuk dampak tarif AS dan kerentanan rantai pasok.
Indonesia: Pertumbuhan ekonomi 2025 diprakirakan 4,7–5,5%, meningkat menjadi 4,9–5,7% pada 2026, didukung konsumsi rumah tangga, investasi nonbangunan, dan ekspor komoditas utama.
Neraca Pembayaran: Surplus perdagangan Oktober 2025 sebesar 2,4 miliar USD, cadangan devisa meningkat menjadi 150,1 miliar USD.
Inflasi: November 2025 tercatat 2,72% yoy, inflasi inti 2,36% yoy, volatile food 5,48% yoy, tetap dalam sasaran 2,5±1%.
Kredit Perbankan dan Likuiditas
Kredit perbankan November 2025 tumbuh 7,74% yoy, didorong ekspansi likuiditas dan KLM, namun kredit UMKM masih terkontraksi 0,64% yoy.
Permodalan perbankan tetap kuat dengan CAR 26,38% dan NPL 2,25% (bruto).
Likuiditas: M0 November 2025 tumbuh 6,46% yoy; M2 Oktober 2025 tumbuh 7,72% yoy.
Bank Indonesia menegaskan komitmen untuk menjaga stabilitas Rupiah, mendukung inflasi rendah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui sinergi kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran yang terintegrasi dengan kebijakan fiskal pemerintah. BI juga memastikan ketersediaan uang Rupiah layak edar, termasuk di wilayah 3T, serta memperkuat ekosistem keuangan digital untuk mendukung aktivitas ekonomi dan transaksi masyarakat.
Editor : Rizki Ramdani
Sumber : https://www.bi.go.id/
Via
BERITA UTAMA

Lintas Indonesia
Taktis.web.id
Zonix.web.id
Pojok Media
Politikanews
Gepani.web.id
Borneonews.web.id
Kalbarsatu.web.id
Karawang Bergerak
Bukafakta.web.id
Radarkita.web.id
Inspirasi.web.id
Indeka.web.id
Kampara.web.id
Linkbisnis.co.id
Expose.web.id
Suarakotasiber
RIzki Suarana